Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam dalam Sistem Industri Laundry Kiloan

 

Pengamatan Sistem Industri, Teknologi, dan Dampaknya terhadap Lingkungan di Laundry Kiloan “SUPER BERSIH”



Laundry Kiloan “SUPER BERSIH"

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan berbagai bentuk sistem industri, baik skala besar maupun kecil. Sistem industri tidak hanya terbatas pada pabrik atau perusahaan besar, tetapi juga mencakup usaha-usaha kecil di sekitar kita yang menggunakan teknologi untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai bagian dari tugas pengamatan mandiri ini, saya memilih untuk meneliti sebuah laundry kiloan yang bernama " SUPER BERSIH" .

Laundry ini merupakan salah satu contoh nyata industri jasa kecil yang berkembang karena kebutuhan masyarakat modern. Latar belakang munculnya usaha laundry kiloan adalah semakin sibuknya aktivitas masyarakat sehingga banyak orang tidak sempat mencuci dan menyetrika pakaian sendiri. Dengan adanya teknologi yang membantu, usaha laundry bisa menjadi solusi praktis yang diminati banyak orang. Melalui pengamatan sederhana ini, saya ingin melihat lebih dalam bagaimana peran teknologi di laundry tersebut, apa saja dampak lingkungan yang ditimbulkan, serta bagaimana pandangan saya mengenai hubungan antara manusia, teknologi, dan alam, baik sebelum maupun sesudah mengikuti perkuliahan pertama.Elemen Teknologi yang Terlibat.

Elemen teknologi yang digunakan.

Laundry “SUPER BERSIH” menggunakan beberapa teknologi utama dalam operasional sehari-hari. Pertama, mereka memiliki mesin cuci otomatis berkapasitas besar. Mesin ini memungkinkan proses pencucian dalam jumlah banyak sekaligus, dengan pengaturan air, deterjen, dan durasi yang lebih terkontrol dibanding mencuci manual. Dengan adanya mesin cuci ini, pekerjaan bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan hasilnya lebih konsisten.

Kedua, terdapat mesin pengering berbasis listrik. Mesin ini sangat penting terutama di musim hujan, ketika sinar matahari terbatas. Mesin pengering mampu mengurangi kadar air pakaian dalam waktu singkat sehingga pakaian bisa langsung disetrika atau dikemas. Walaupun praktis, konsumsi listrik dari mesin pengering cukup besar.

Ketiga, untuk tahap akhir, digunakan setrika uap listrik. Berbeda dengan setrika biasa, setrika uap menghasilkan uap panas yang membantu merapikan pakaian dengan cepat. Dari segi efisiensi, setrika uap lebih hemat waktu, terutama ketika harus menyetrika pakaian dengan bahan tebal atau jumlah yang banyak.

Selain peralatan utama, laundry ini juga menggunakan teknologi digital sederhana. Pemilik memakai mesin kasir kecil untuk mencatat transaksi, dan juga memanfaatkan aplikasi pesan-antar online agar pelanggan bisa memesan layanan tanpa harus datang langsung. Dengan begitu, teknologi bukan hanya mendukung proses produksi (mencuci dan menyetrika), tetapi juga aspek layanan pelanggan.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Dari pengamatan, laundry kiloan ini menimbulkan dampak lingkungan, baik yang positif maupun negatif.

  1. Dampak positif

  • Mesin cuci otomatis lebih efisien dalam penggunaan air dibanding mencuci manual dalam jumlah besar.
  • Penggunaan setrika uap cenderung lebih hemat energi dibanding setrika konvensional.

  • Pelanggan dapat menghemat waktu dan tenaga, sehingga aktivitas mereka lebih produktif.

      2. Dampak negatif

  • Konsumsi listrik meningkat, terutama karena mesin pengering yang hampir selalu digunakan saat cuaca hujan.
  • Air limbah cucian yang mengandung deterjen dan bahan kimia langsung dibuang ke saluran pembuangan tanpa pengolahan. Hal ini berpotensi mencemari tanah dan air di sekitar.
  • Hampir semua pakaian pelanggan dibungkus dengan plastik sekali pakai, yang menambah jumlah sampah plastik di lingkungan.

Pandangan Sebelum Perkuliahan Pertama

Sebelum mengikuti perkuliahan pertama, saya melihat hubungan antara manusia, teknologi, dan alam dengan cara yang sederhana. Menurut saya, teknologi hanyalah alat yang dibuat untuk membantu manusia agar pekerjaan lebih mudah dan cepat selesai. Alam saya anggap hanya sebagai penyedia sumber daya, misalnya air untuk mencuci dan listrik untuk menggerakkan mesin.

Fokus utama saya hanya pada manfaat praktis: bagaimana mesin bisa menghemat waktu, bagaimana pelanggan merasa terbantu, dan bagaimana usaha laundry bisa memberikan keuntungan. Pada tahap ini, saya belum memikirkan dampak jangka panjang terhadap alam atau keseimbangan lingkungan

Pandangan Sesudah Perkuliahan Pertama

Setelah mengikuti perkuliahan pertama, pemahaman saya menjadi lebih luas. Saya menyadari bahwa teknologi bukan hanya sekadar alat, melainkan juga bagian dari sistem yang melibatkan manusia dan alam. Ketiganya saling berhubungan dan saling memengaruhi.

Laundry “Bersih Cepat” memberi contoh nyata. Teknologi mesin cuci, pengering, dan setrika uap memang membantu manusia. Namun, dalam prosesnya, alam harus “berkorban” dengan menyuplai listrik, air, dan menerima limbah. Jika tidak ada kesadaran untuk menjaga keseimbangan, teknologi justru bisa menimbulkan kerusakan lingkungan.

Misalnya, air bekas cucian sebaiknya tidak langsung dibuang, tetapi diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan. Penggunaan plastik sekali pakai bisa diganti dengan tas kain atau kantong ramah lingkungan. Konsumsi listrik bisa ditekan dengan memilih mesin hemat energi dan mengurangi penggunaan pengering ketika cuaca mendukung.

Dengan pemahaman ini, saya menyadari bahwa hubungan manusia, teknologi, dan alam seharusnya bersifat salin, bukan merugikan salah satu pihak. Teknologi yang baik adalah teknologi yang tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Penutup

Melalui pengamatan sederhana terhadap Laundry Kiloan “SUPER BERSIH”, saya belajar bahwa industri kecil pun tidak lepas dari pengaruh teknologi dan dampak lingkungan. Teknologi memang membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, praktis, dan efisien. Namun, penggunaannya membawa konsekuensi terhadap alam, seperti meningkatnya konsumsi listrik, pencemaran air dari deterjen, dan penumpukan sampah plastik.

Sebelum perkuliahan, saya hanya melihat teknologi sebagai alat bantu manusia tanpa banyak memikirkan dampak lingkungan. Setelah perkuliahan pertama, saya mulai menyadari pentingnya memandang hubungan manusia, teknologi, dan alam secara lebih bijaksana. Tugas kita sebagai manusia bukan hanya memanfaatkan teknologi, tetapi juga memastikan penggunaannya tidak merusak alam, agar keberlanjutan bisa terjaga.

Dengan refleksi ini, saya berharap ke depan bisa lebih peka terhadap dampak lingkungan, meskipun berasal dari industri kecil seperti laundry kiloan. Setiap langkah kecil, seperti mengurangi plastik atau mengelola limbah dengan benar, bisa memberi pengaruh positif yang besar jika dilakukan secara konsisten.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Efisiensi ke Keberlanjutan: Sebuah Renungan tentang Tugas Insinyur Industri