1. IDENTIFIKASI SUMBER

Judul: “Implementasi Ekonomi Sirkular pada Sektor Pengelolaan Sampah”

Penulis: Sahrani, S., Hotimah, O., Habibah, S., & Sabitha, T.

Tahun: 2024

Sumber: Jurnal Geografi, Universitas Nusa Cendana, Vol. 14(1), hal. xx–xx

Laman (URL): https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/jgeo/article/download/16952/6708

2. RINGKASAN EKSEKUTIF

Artikel ini mengeksplorasi bagaimana penerapan ekonomi sirkular (circular economy) dapat menjadi solusi konkret dalam sektor pengelolaan sampah di Indonesia. Fokus utama penelitian adalah mengamati bagaimana prinsip-prinsip ekonomi sirkular diterapkan melalui berbagai kegiatan seperti pemilahan sampah, daur ulang, pemanfaatan kembali, pengolahan sampah organik, dan pengurangan sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana peneliti melakukan observasi langsung di lapangan serta wawancara dengan pengelola bank sampah, petugas persampahan, dan pemangku kepentingan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ekonomi sirkular pada sektor persampahan mampu menurunkan volume sampah ke TPA sebesar 30–40%, terutama melalui optimalisasi pemilahan sampah rumah tangga dan pemanfaatan sampah organik menjadi kompos serta pupuk cair. Selain itu, strategi ekonomi sirkular membantu menggerakkan ekonomi lokal melalui pendapatan yang diperoleh dari penjualan material daur ulang seperti kertas, plastik, dan logam.

Temuan lainnya adalah bahwa keberhasilan program ekonomi sirkular sangat dipengaruhi oleh peran aktif masyarakat, ketersediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, serta dukungan pemerintah daerah. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor informal seperti pemulung juga menjadi komponen penting dalam menciptakan sistem circular economy yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa ekonomi sirkular tidak hanya menghasilkan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memperkuat ketahanan sistem pengelolaan sampah di berbagai daerah di Indonesia.

3. ANALISIS PRINSIP CIRCULAR ECONOMY

• Rethink (Memikirkan Ulang)

Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dan pengelola sampah mulai mengubah cara pandang terhadap sampah. Sampah tidak lagi dianggap sebagai benda yang harus dibuang, tetapi sebagai sumber daya bernilai. Edukasi melalui bank sampah, program sekolah, hingga kegiatan komunitas berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Pendekatan ini menjadi fondasi utama bagi keberhasilan ekonomi sirkular.

 

• Reduce (Mengurangi)

Strategi reduce dilakukan melalui kampanye pengurangan sampah rumah tangga, terutama sampah plastik sekali pakai. Masyarakat didorong untuk membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum ulang, serta mengurangi sampah makanan. Dampaknya terlihat pada penurunan volume sampah harian di tingkat RT dan RW. Selain itu, pendekatan reduce ini memperbesar peluang keberhasilan program reuse dan recycle.

• Reuse (Menggunakan Kembali)

Berbagai produk seperti botol kaca, wadah plastik, kain bekas, hingga kayu sisa digunakan kembali sebagai bahan kerajinan atau peralatan rumah tangga. Program reuse yang dijalankan bank sampah dan komunitas kreatif memberikan edukasi praktis bahwa banyak material masih bisa digunakan tanpa harus diolah kembali. Hasil kerajinan bahkan dijual sehingga memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat.

• Recycle (Daur Ulang)

Daur ulang merupakan pilar utama dalam implementasi ekonomi sirkular dalam penelitian ini. Bank sampah menjadi pusat pengumpulan dan pemilahan material seperti plastik PET, kertas, kardus, dan logam. Material yang telah dipilah dijual ke pengepul atau pabrik daur ulang untuk diproses kembali menjadi bahan baku. Proses ini memperpanjang siklus hidup material dan secara signifikan mengurangi sampah yang berakhir di TPA.

• Recover (Pemulihan Energi/Material)

Sampah organik diolah menjadi kompos dan pupuk cair yang digunakan kembali untuk pertanian atau dijual ke masyarakat. Di beberapa daerah, residu sampah digunakan untuk produk RDF (refuse-derived fuel) sebagai energi alternatif. Pengelolaan organik mampu mengurangi emisi gas metana dari TPA dan membantu menjaga kualitas lingkungan.

4. EVALUASI KRITIS

Kelebihan

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah memberikan dampak signifikan terhadap penurunan volume sampah dan peningkatan nilai ekonomi. Integrasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) ditambah pemulihan energi (Recover) menciptakan sistem yang holistik dan berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat menjadi kekuatan besar yang mempercepat terciptanya ekosistem circular economy.

Selain itu, penelitian ini relevan dengan kondisi Indonesia yang menghadapi permasalahan sampah besar akibat urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan konsumsi plastik. Studi ini membuktikan bahwa konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan bahkan pada area dengan fasilitas terbatas, selama terdapat kemauan kolektif dan sistem edukasi yang konsisten.

Kelemahan

Namun, penelitian ini juga menyoroti beberapa kendala, seperti kurangnya infrastruktur pengolahan sampah di banyak wilayah serta tidak meratanya fasilitas pendidikan lingkungan. Pasar untuk material daur ulang pun masih fluktuatif sehingga pendapatan bank sampah tidak selalu stabil. Selain itu, keberlanjutan program sangat bergantung pada partisipasi masyarakat yang sering naik turun.

5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi ekonomi sirkular dalam sektor pengelolaan sampah memberikan manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial secara nyata. Pengurangan sampah TPA, pemanfaatan kembali material, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat menjadi bukti keberhasilan strategi circular economy.

Rekomendasi:

  • Pemerintah perlu memperluas insentif untuk industri daur ulang dan fasilitas pengolahan sampah organik.
  • Pasar material daur ulang perlu diperkuat dengan kebijakan harga dan kerja sama dengan industri manufaktur.
  • Edukasi pemilahan sampah harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah dan program komunitas.
  • Diperlukan kolaborasi lebih intens antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun ekosistem circular economy yang terintegrasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Efisiensi ke Keberlanjutan: Sebuah Renungan tentang Tugas Insinyur Industri

Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam dalam Sistem Industri Laundry Kiloan