Observasi Produk dan Analisis Input–Output Berdasarkan ISO 14040

ISO 14040

Life Cycle Assessment (LCA) adalah metode untuk menilai dan mengevaluasi dampak lingkungan suatu produk, proses, atau jasa sepanjang seluruh daur hidupnya, mulai dari pengambilan bahan baku hingga pembuangan atau daur ulang.Tujuan utama LCA adalah untuk membantu pengambilan keputusan yang ramah lingkungan, mengidentifikasi tahapan yang paling berdampak, dan mendukung perancangan produk yang lebih berkelanjutan. Unit fungsional merupakan ukuran standar yang menjelaskan fungsi utama produk dan menjadi dasar dalam membandingkan serta menghitung seluruh input dan output dalam studi LCA Batas sistem adalah penentuan ruang lingkup proses yang dimasukkan atau dikecualikan dalam analisis, seperti pendekatan cradle to grave, cradle to gate, atau gate to gate

Tahapan utama LCA menurut ISO 14040 terdiri dari:

·       Penentuan tujuan dan ruang lingkup (Goal & Scope) untuk menetapkan tujuan studi, unit fungsional, batas sistem, serta asumsi yang digunakan.

·       Analisis inventori (Life Cycle Inventory Analysis) untuk mengumpulkan data kuantitatif berupa penggunaan bahan, energi, air, serta emisi dan limbah yang dihasilkan.

·       Penilaian dampak (Life Cycle Impact Assessment) untuk menghubungkan data inventori dengan kategori dampak lingkungan seperti pemanasan global dan pencemaran.

·       Interpretasi (Interpretation) untuk menganalisis hasil, menarik kesimpulan, dan memberikan rekomendasi perbaikan lingkungan.

Observasi  pada produk nyata: botol plastik

Produk yang diamati adalah botol plastik sekali pakai yang berfungsi sebagai wadah minuman sehari-hari. Botol ini dibuat melalui proses panjang yang dimulai dari ekstraksi minyak bumi sebagai bahan baku utama plastik. Minyak bumi diolah menjadi resin plastik seperti PET (Polyethylene Terephthalate) yang kemudian dilelehkan dan dibentuk menjadi preform, lalu ditiup (blow molding) hingga menjadi bentuk botol. Pada saat yang sama, tutup botol diproduksi dari jenis plastik lain seperti HDPE atau PP melalui proses pencetakan tersendiri.

Setelah semua komponen siap, proses dilanjutkan dengan pengisian minuman, pemasangan tutup, dan pemberian label. Botol yang telah berisi minuman kemudian dikemas dan didistribusikan ke berbagai toko dan tempat penjualan. Di tangan konsumen, botol digunakan hanya satu kali hingga isinya habis dan sebagian besar dibuang sebagai sampah. Karena pengelolaannya yang masih terbatas, banyak botol plastik tidak didaur ulang dan berakhir di tempat pembuangan atau mencemari lingkungan. Siklus ini menunjukkan bahwa meskipun botol plastik berukuran kecil dan praktis, proses pembuatannya panjang serta menimbulkan dampak lingkungan dari tahap bahan mentah hingga menjadi limbah.

Input-output produksi: botol plastik

Tahap Produksi

Input Utama

Output Utama

Produksi bahan baku

Minyak bumi / gas alam, energi listrik untuk pemurnian, bahan kimia tambahan

Resin plastik (PET), emisi gas, limbah cair industri

Proses manufaktur botol

Resin PET, energi listrik, air pendingin, mesin injection & blow molding

Preform dan botol plastik kosong, panas buangan, sisa potongan plastik

Pembuatan tutup botol

Resin plastik (HDPE/PP), energi listrik, mesin cetak

Tutup botol, sisa plastik, panas buangan

Pengemasan

Botol kosong, tutup botol, label, lem, kemasan karton/plastik

Botol plastik siap diisi/dijual, sisa label & bahan kemasan

Distribusi

Bahan bakar kendaraan, tenaga kerja, armada pengangkut

Emisi CO₂, polusi udara, suara bising, konsumsi bahan bakar

Penggunaan & pembuangan

Botol berisi minuman yang dikonsumsi pengguna

Botol bekas (limbah plastik), potensi pencemaran lingkungan

Daur ulang (jika ada)

Botol bekas, energi listrik, air, proses pencucian & pencacahan

Biji plastik daur ulang, air limbah, residu plastik


Refleksi Pribadi

Dari proses observasi siklus hidup botol plastik sekali pakai, saya mempelajari bahwa produk yang terlihat sederhana sebenarnya melalui rangkaian proses yang panjang dan membutuhkan banyak sumber daya alam serta energi. Dimulai dari ekstraksi minyak bumi sebagai bahan baku, proses pemurnian menjadi resin plastik, pembentukan botol, hingga distribusi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, semuanya memberikan dampak terhadap lingkungan. Bahkan setelah digunakan, botol plastik masih menimbulkan masalah karena sulit terurai dan sering berakhir sebagai sampah yang mencemari tanah dan perairan. Hal ini membuat saya lebih memahami pentingnya melihat dampak suatu produk dari awal sampai akhir siklus hidupnya.

Untuk mengurangi dampak lingkungan, botol plastik dapat dimodifikasi dengan mengurangi ketebalan bahan, menggunakan plastik daur ulang, serta membuat desain yang lebih mudah untuk didaur ulang. Selain itu, pengembangan sistem isi ulang dan penggunaan botol pakai ulang juga dapat menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, konsumen memiliki peran penting dengan mengurangi penggunaan botol sekali pakai, memilah sampah dengan benar, serta mendukung produk dengan kemasan ramah lingkungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Efisiensi ke Keberlanjutan: Sebuah Renungan tentang Tugas Insinyur Industri

Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam dalam Sistem Industri Laundry Kiloan